21 November 2014

HELIKOPTER

Helikopter

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perusahaan Robinson Helicopter (AS) R44, jenis empat kursi pengembangan dari R22.
Westland Lynx. Helikopter ini dapat terbang dengan kecepatan 300km/jam lebih.
Royal Navy Lynx Mk8 helikopter.
MD Helicopters MH-6 Little Bird.
Replika Bell 222 di sebuah musium yang digunakan dalam serial Airwolf.
Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap putar yang rotornya digerakkan oleh mesin[1]. Helikopter merupakan pesawat udara yang mengangkat dan terdorong oleh satu atau lebih rotor (propeller) horizontal besar. Helikopter diklasifikasikan sebagai pesawat bersayap putar untuk membedakannya dari pesawat bersayap tetap biasa lainnya. Kata helikopter berasal dari bahasa Yunani helix (spiral) dan pteron (sayap). Helikopter yang dijalankan oleh mesin diciptakan oleh penemu Slovakia Jan Bahyl.
Dibandingkan dengan pesawat bersayap tetap , helikopter lebih kompleks dan lebih mahal untuk dibeli dan dioperasikan, lumayan lambat, memiliki jarak jelajah dekat dan muatan yang terbatas. Sedangkan keuntungannya adalah gerakannya; helikopter mampu terbang di tempat, mundur, dan lepas landas dan mendarat secara vertikal. Terbatas dalam fasilitas penambahan bahan bakar dan beban/ketinggian, helikopter dapat terbang ke lokasi mana pun, dan darat di mana pun dengan lapangan sebesar rotor dan setengah diameter. Landasan helikopter disebut helipad.

Prinsip kerja Helikopter

Helikopter bisa terbang karena gaya angkat yang dihasilkan oleh aliran udara yang dihasilkan dari bilah-bilah baling-baling rotornya. Baling-baling itu yang mengalirkan aliran udara dari atas ke bawah. Aliran udara tersebut sedemikian deras sehingga mampu mengangkat benda seberat belasan ton. Teorinya sebenarnya cukup sederhana namun prakteknya rumit.

Airfoil

Pada dasarnya, prinsip dasar terbang dari pesawat bersayap tetap (fixed wing) dengan helikopter yang dikenal juga pesawat bersayap putar adalah sama. Kunci pembedanya ada pada dua kekuatan besar yang bekerja terpadu secara vertikal untuk menghasilkan gaya angkat dan daya dorong yang besar.
Pada pesawat bersayap tetap Kekuatan pertama dihasilkan oleh aliran udara di permukaan sayapnya yang membentuk sudut datang tertentu dengan flap yakni sayap kecil di belakang sayap yang posisinya ditegakkan. Sehingga aliran udara mengalir deras ke belakang bisa diarahkan balik ke atas. Udara yang mengalir di permukaan sayap bagian bawah menekan permukaan sayap yang relatif datar itu ikut menekan ke atas menimbulkan gaya angkat dan menyebabkan pesawat terangkat ke atas. Paling kurang 15 persen dari seluruh gaya yang dihasilkan, dipergunakan untuk mengangkat badan pesawat ke atas.
Kekuatan besar lainnya adalah gaya dorong yang dihasilkan aliran udara yang ada di permukaan sayap bagian atas yang bentuknya relatif lengkung. Ketika aliran udara yang dihasilkan oleh mesin mengalir ke belakang dan melalui sayap utama maka aliran udara itu terpecah. Aliran udara yang mengalir di atas permukaan sayap bagian atas lebih deras dari aliran udara yang menerpa di permukaan sayap bagian bawah. Tetapi tekanan udara yang mengalir deras di atas permukaan sayap atas, relatif lebih kecil dibanding dengan tekanan udara di permukaan sayap bagian bawah yang justru alirannya kurang deras. Perbedaan tekanan udara ini yang menyebabkan sayap pesawat terangkat ke atas. Untuk membayangkan seberapa besar gaya angkat itu, secara teori menyebutkan bahwa perbedaan tekanan udara sebesar 2.5 ounce per inci persegi dapat menghasilkan gaya angkat 20 pound per kaki persegi ( 1 kaki = 20 cm). Bisa dihitung, kalau luas sayap pesawat 1000 kaki persegi maka gaya angkat yang dihasilkan akan mencapai 10 ton.
Pada helikopter, fungsi sayap digantikan oleh baling-baling yang setiap baling-balingnya meski berukuran lebih kecil dari sayap pesawat biasa, namun ketika diputar, curvanya relatif sama dengan sayap pesawat. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang yang besar. Prinsipnya sama dengan pesawat bersayap tetap, pada helikopter ada dua gaya besar yang saling memberi pengaruh. Aliran udara yang bergerak ke depan baling-baling menekan baling-baling sehingga bilah baling-baling terdorong balik ke belakang menghasilkan suatu gaya angkat kecil. Tetapi ketika ketika aliran udara bergerak cepat melewati bagian atas dan bawah bilah-bilah baling-baling, tekanan udara yang besar di antara baling-baling otomatis akan mengembang ke seluruh permukaan yang bertekanan lebih rendah, menyebabkan baling-baling terdorong ke atas dan helikopter pun terangkat. Yang perlu diingat, meski bilah-bilah baling-baling itu hanya beberapa lembar, namun dalam keadaan berputar cepat, ia akan membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya ke atas menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang besar pula. Prinsip ini sama dengan fungsi propeler pada pesawat bermesin turboprop dan sama pula dengan "kitiran" mainan anak-anak itu.
Beberapa helikopter yang digunakan dalam perang, seperti Mi-26 Hind misalnya dilengkapi dengan sayap kecil yang disebut canard, fungsi pertamanya untuk meringankan beban rotor utama dan yang kedua untuk meningkatkan laju kecepatan dan memperpanjang jangkauan jelajah. Fungsi lain adalah sebagai gantungan senjata, rudal dan lain-lainnya. Dengan menambahkan sayap pendek ini, maka perbedaan fungsional antara pesawat tetap dengan helikopter menjadi samar. Pesawat bersayap tetap juga ada yang mampu terbang-mendarat secara vertikal (Vertical Take-off Landing/VTOL). Contonya, Harrier dari jenis Sea Harrier atau AV-8 Harrier.
Kelebihan pesawat bersayap tetap, terutama soal terbangnya karena pesawat berjenis ini memiliki platform yang lebar sehingga relatif lebih stabil saat melakukan penerbangan. Soal menerbangkannya, itu persoalan mengatur kemudi guling pada sayap dan stabilizer tegak dan datar yang ada pada ekornya. Tetapi pada Helikopter tidaklah demikian. Ketika bilah-bilah baling-baling rotornya menghasilkan gaya angkat rotornya sendiri sendiri bekerja memindahkan udara di atasnya ke bawah sebanyak banyaknya. Disaat itu berat udara yang dipindahkan mengurangi berat helikopter sehingga helikopter itu terangkat. Dan bila helikopter itu terangkat, berarti terjadi keseimbangan berat antara udara yang dipindahkan dari atas ke bawah dengan bobot helikopternya. Untuk mengoperasikan helikopter itu ada alat kemudi yang biasa disebutcollective pitch dan cyclic pitch masing-masing berfungsi sebagai pengatur gaya angkat dan pendorong helikopter untuk melaju ke depan. Begitu sederhana cara kerjanya, tetapi mentransformasikannya dalam sebuah teknologi sungguh pekerjaan yang sangat rumit.

Tail rotor

Begitu pula halnya dengan konfigurasi rotor, bukan hanya sekedar bisa berputar lalu terbang dan mengambang. Sebab setap baling-baling diputar akan selalu menimbulkan tenaga putaran yang disebut dengan istilah umum torque. Untuk menghilangkan atau menangkal tenaga putar yang bisa menyebabkan badan helikopter itu berputar, maka perlu dipasang antitorque.
Antitorque ini dapat berupa tail rotor atau rotor ekor yang dipasang pada ekor pesawat yang juga berfungsi sebagai rudder. Konfigurasi ini dapat dilihat pada helikopter umumnya seperti Bell-412, Bell-205 atau UH-1 Huey, atau NBO-105, dan AS-330 Puma atau AS-335 Super Puma, AH-64 APACHE atau Mi-24 HIND. Selin menggunakan tail rotor, masih ada beberapa desai yang lain. Misalnya yang menggunakan sistem tandem seperti yang digunakan pada helikopter Boeing CH-47 Chinook atau CH-46 Sea Knight. Kedua rotor tersebut yang bersama-sama berukuran besar masing-masing ditempatkan di depan dan di belakang badan helikopter. Keduanya simetris namun memiliki putaran yang berlawanan arah . Maksudnya untuk saling meniadakan efek putaran yang ditimbulkan satu sama lain, intermesh dalam bahasa populernya. Cara lain adalah dengan konfigurasi egg-beater. Konfigurasi rancang bangun seperti ini digunakan pada helikopter Ka-25 Kamov buatan Rusia atau Kaman HH-43 Husky. Kedua baling-baling yang sama besarnya itu diletakkan dalam satu poros, terpisah satu sama lain dimana yang satu diletakkan di atas rotor lainnya. Keduanya berputar berlawanan arah. Maksudnya untuk menghilangkan efek putaran atau torque.
Selain ketiga cara di atas, dibuat juga konfigurasi tanpa rotor ekor. Helikopter ini desebut NOTAR (No Tail Rotor) ini memiliki sistem yang sedikit berbeda dengan sistem yang ada dimana memanfaatkan semburan gas panas dari mesin utama yang disalurkan melalui tabung ekor. Contohnya adalah helikopter MD-902 Explorer.

Rotor Aktif atau Tilt Rotor dan Sayap Aktif atau Tilt Wing

Tinggal landas dan mendarat ala helikopter tetapi berkarakter terbang macam pesawat bersayap tetap merupakan konsep yang dianut oleh helikopter jenis ini. Cara paling mudah adalah menggabungkan konsep kerja pesawat helikopter dengan pesawat bersayap tetap dalam satu wujud.
Prinsip kerjanya secara teknis bila rotor utama diarahkan ke atas maka gerakan vertikal yang dilakukan helikoter dapat dilakukan sedangkan saat rotor diarahkan ke depan atau ke belakang (sebagai pursher atau pendorong) maka karakter terbang seperti pesawat tetap dapat diperoleh. Gerakan rotor seperti ini tidak perlu melibatkan sayap.
Sebenarnya pengembangan rotor aktif ini masih diliputi kegamangan, masalahnya adalah sistem tadi bisa saja disebut pesawat bersayap tetap karena memiliki sayap yang berlumayan besar, sekaligus memiliki ekor pesawat yang berkonfigurasi dengan pesawat bersayap tetap biasa. Akhirnya konsep ini disebut dengan konsep hybrid. Contoh helikopter ini adalah V-22 Osprey. Selain konsep rotor aktif, ada pula konsep sayap aktif, dimana yang digerakkan bukanlah rotor seperti pada rotor aktif melainkan sayap pesawatnya. Sementara mesin tetap pada kedudukannya. Contoh helikopter ini adalah TW-68 yang dirancang oleh Ishida Corporation, Jepang, Rancangan ini disebut-sebut sebut sebagai memiliki rancangan yang lebih ringkas dibandingkan dengan rotor aktif hanya sayangnya keberlanjutannya tidak begitu terdengar.

Kursi Lontar pada Helikopter

Dibandingkan pada pesawat biasa khususnya pesawat tempur, pesawat helikopter umumnya tidak dilengkapi dengan kursi lontar. Hal ini disebabkan karena masalah menghadapi rotor helikopter saat meluncurkan kursi lontar sekaligus umumnya helikopter terbang lebih rendah sehingga lebih rentan. Namun demikian pada helikopter Rusia, Kamov Ka-50 Hokum yang menggunakan kursi lontar yang dirancang khusus seperti Zvesda K-37-800. Langkah kerjanya adalah ketika kursi lontar diaktifkan, maka rotor diledakkan dan lepas dari kedudukannya, kemudian kedua sisi atas kaca kokpit membuka dan roket penarik aktif yang menarik pilot dan kirsinya keluar dari badan heli. Meski dirasa rumit, Helikopter masa depan akan dilengkapi dengan kursi lontar

Penemuan Helikopter

Sebenarnya, perjalanan helikopter menjadi bentuk yang dikenal pada saat ini memakan kurun waktu yang cukup panjang. Dalam perjalanannya, juga melibatkan perkembangan teknologi dan juga para penemu serta pengembang helikoter.
Helikopter pertama yang menerbangkan manusia adalah Helikopter Breguet-Richet, tahun 1907. Heli ini terbang di Douai, Perancis pada 29 September 1907. Helikopter ini masih memperoleh bantuan dari empat orang yang memegangi keempat kakinya. Upaya ini tidak memperoleh catatan baik sebagai helikopter pertama yang terbang bebas. Walaupun demikian, helikopter ini membuktikan keberhasilan teori terbang vertikal yang saat itu masih dianggap sebagai teori. Ini merupakan mesin pertama yang bisa terbang dengan sendirinya membawa seorang pilot secara vertikal sebagai akibat daya angkat sayap putarnya. Heli ini menggunakan mesin Antoinette berkekuatan 50 hp.
Terbang heli sesungguhnya dilakukan oleh Paul Cornu menggunakan heli bermesin ganda Antoinette 24 hp di Lisieux, Perancis pada 13 November 1907. Penerbangan berlangsung 20 detik hingga ketinggian 0,3 Meter. Sedangkan Helikopter berjenis Gyroplane pertama diraih oleh C4 Autogiro buatan Juan de la Cierva. Autogiro terbang pertama pada 9 Januari 1923. Rahasia sukses pada pengadopsian sistem flapping hinges joint the blades to the rotor head. Sementara helikopter yang sukses terbang pertama dilakukan oleh jenis Fock Wulf FW-61 berotor ganda yang didesain oleh Professor Heinrich Focke pada tahun 1933-1934. Helikopter ini melakukan terbang perdananya pada 26 Juni 1936 dan ditenagai oleh mesin Siemens-Halske Sh 14A bertenaga 160 hp. Heli ini diterbangkan oleh Ewald Rohlfs. Heli ini mencatat rekor terbang sejauh 122,35 km dan lama terbang satu jam 20 menit 49 detik. Pada waktu lain ia terbang hingga ketinggian 3427 meter dan rekor kecepatan 122 km/jam.

Pionir pengembang teknologi Helikopter

Leonardo da Vinci (1452-1519)

Leonardo da Vinci sebenarnya mengembangkan konsep terbang vertikal yang sebelumnya merupakan mainan anak-anak dari dataran Cina, tidak jelas sebenarnya sejak kapan mainan anak-anak ini dikembangkan disana dan siapa inisiatornya atau penemunya. Pada tahun 1483 Leonardo da Vinci mengembangkan konsep sekrup terbang.

Sir Goerge Cayley (1773-1857)

Sir George Cayley dikenal sebagai insinyur dan inovator dalam navigasi udara dan aerodinamika. Salah satu yang dikenalkannya adalah istilah angle of attack dalam dunia penerbangan. Dalam sejarah, dia merupakan sosok yang mengembangkan pesawat sayap tetap dan pesawat layang atau glider namun demikian dia mengembangkan sayap putar atau helikopter. Helikopter yang diperkenalkannya merupakan kompilasi dari bahan kayu, bulu, gabus dan kawat.
Pada 1842, Cayley mendesain helikopter lebih baik , khususnya ketika mengetahui bahwa putaran baling-baling dapat menimbulkan petaka sehingga memerlukan penangkalnya. Teori penangkal ini juga dikemukakan olehnya. Agar bisa terbang, helikpter ini menempatkan dua rotor yang bergerak berlawanan arah. Meski helikopter rancangannya belum berwujud dengan helikopter yang mengudara, konsep helikopternya dipakai oleh Kamov dari Rusia dan Focke dari Jerman.

Nikolai Egorovich Zhikovsky (1847-1921)

Zhukovsky mengawali karier di dunia penerbangan dengan menekuni matematika, hidrodinamika dan aerodinamika. Zhukovsky kemudian menemukan terowongan angin pertama di dunia untuk menguji teknologi aerodinamika. Terjun dalam pengembangan helikopter pada tahun 1910 dan pada Perang Dunia I mengembangkan banyak pesawat terbang dan helikopter

Juan de la Cierva (1895-1936)

Cierva mengembangkan helikopter setelah pesawat pembom bersayap ganda buatannya jatuh pada tahun 1919, alasannya adalah kestabilan helikopter dianggapnya lebih tinggi. Dalam membangun rancangan helikopternya, Cierva mengabaikan berbagai teori yang berkembang sebelumnya, dengan menggunakan rancangan-rancangan baru buatannya yang didasarkan pada teori yang dikembangkannya lewat berbagai eksperimen. Hasinya adalah Autogiro yang merupakan konsep pesawat gado-gado antara pesawat terbang umumnya sehingga bisa melakukan terbang landas secara vertikal, yang setengah pesawat terbang dan setengah helikopter. Autogiro Cierva terbang pada 1923. Lima tahun kemudian Cierva melakukan penerbangan keliling Eropa dengan Autogiro sejauh lebih dari 5000 km seraya berpromosi. Upayanya tidak sia-sia karena Autogiro rancangannya banyak diminati sejumlah industri di Eropa. Cierva meninggal dalam kecelakaan Autogiro di Croydon pada tahun 1936.

Igor Ivanovich Sikorsky (1889-1972)

Sikorsky menaruh minat pada penerbangan dengan merancang berbagai pesawat model di antaranya berupa helikopter sejak usia dini. Pada awalnya dia masuk Naval Academy di St. Petersburg yang kemudian mengundurkan diri dan pergi ke Paris untuk mendalami ilmu teknik dan penerbangan. Setelah dari Paris, dia kembali ke Kiev, Ukraina dan mengembangkan helikopter namun gagal. Revolusi Bolshevik memaksa Sikorsky hijrah ke Paris dan selanjutnya menetap di Amerika Serikat.
Pada tahun 1939 dia menerbangkan helikopter pertamanya VS-300 dan selama pengembangannya, helikopternya mencatat berbagai rekor penerbangan. Sampai memasuki abad ke-21 ada sekitar 40.000 helikopter buatan Sikorsky terbang diberbagai belahan dunia ini.
Sikorsky S-76C milik LG Electronics, Korea Selatan

Mikhail Mil (1909-1970)

Seperti halnya Sikorsky, Mil menaruh minat pada penerbangan diusia dini. Dia memenangkan kompetisi pesawat model pada usia 12 tahun. Ia kemudian masuk ke Insitut Aviasi di Novocherkassk, Uni Soviet dan mengembangkan autogiro pertamanya dengan pengawasan dan bimbingan Kamov dan Skrzhinsky. Setelah lulus pada 1931, dia masuk ke pusat aerodinamika Rusia TsAGI, dan disinilah melakukan penelitian pada aerodinamika helikopter dengan penekanan pada stabilitas dan desain rotor.
Pada tahun 1947, Mil diangkat menjadi kepala desain helikopter yang baru dan memunculkan helikopter GM-1 yang dikenal menjadi Mi-1 Hare. Sukses Hare menuntun pengembangan helikopter selanjutnya yang sangat terkenal seperti Mi-4, Mil Mi-6 Hook, hingga Mi-8 dan Mi-17 yang terkenal, serta heli serang-angkut Mi-24

Yum Soemarsono (1916-1999)

Yum Soemarsono dikenal sebagai bapak helikopter Indonesia. Berbeda dengan penemu dan pengembang helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari pendidikan tinggi. Rancangannya berupa Rotor Stabilizer dibuatnya hanya berdasarkan intuisi.
Helikopter pertama rancangannya adalah RI-H yang selesai pada tahun 1948 namun tidak sempat diterbangkannya karena lokasi pembuatannya di Gunung Lawu dibom Belanda pada saat Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Heli kedua adalah YSH yang dirancang bersama Soeharto dan Hatmidji, selesai pada tahun 1950 dan melayang setinggi 10 cm di lapangan Sekip Yogyakarta. Sementara Helikopter ketiga adalah Seomarcopter yang berhasil terbang ketinggian 3 meter sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60 hp pada 1954. Helikopter kepik yang ironisnya mengalami kecelakaan dan menyebabkan kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan asistennya, Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian presiden Republik Indonesia pertama Soekarno.
Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk dipakai pada helikopter Bell 47G dan Bell 47J2A, hadiah dari Solichin GP. Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan sekaligus juga hak patennya. Beliau meninggal pada 5 Maret 1999.

Jenis dan Contoh Helikopter

Large-Helicopters

  • Agusta Westland AW101 VIP
  • Agusta Westland AW139
  • Agusta Westland VH-71A / US101 Marine One
  • Bell 412
  • Eurocopter AS332 Super Puma
  • Eurocopter AS365 Dauphin
  • Eurocopter EC155 B1
  • Eurocopter EC175
  • Eurocopter Super Puma EC225
  • Kamov Ka-32A
  • Kamov Ka-62
  • Kazan Mi-17 II
  • Kazan Mi-38
  • MIL Mi-26
  • Sikorsky S-76C ++
  • Sikorsky S-76D
  • Sikorsky S-92

Mid-Size-Helicopters

  • Agusta Westland AW109 Power
  • Agusta Westland AW119 Ke
  • Agusta Westland Grand
  • Bell 210
  • Bell 407
  • Bell 427
  • Bell 429
  • Bell 430
  • Eurocopter AS355
  • Eurocopter EC 135 P2i
  • Eurocopter EC130
  • Eurocopter EC135
  • Eurocopter EC145
  • HAL Chetak
  • HAL Dhruv
  • Kaman K-Max
  • Kamov Ka-226 Sergei
  • Kazan Ansat
  • MD 600N
  • MD Explorer
  • PZL Kania

Light-Helicopters

  • Bell 206
  • Bell 206 Jet Ranger
  • Enstrom 280FX Shark
  • Enstrom 480B
  • Enstrom F28F
  • Eurocopter AS350
  • Eurocopter AS350 B3
  • Eurocopter EC120
  • Kamov Ka-115
  • Kazan Aktai
  • MD 500E
  • MD 520N
  • MD 530F
  • MIL Mi-34 Hermit
  • PZL Swidnik SW-4
  • Robinson R22 Beta II
  • Robinson R44 Clipper I
  • Robinson R44 Raven II
  • Robinson R66
  • Rotorway A600 Talon
  • Rotorway Exec 162F
  • Sikorsky Schweizer 300c Utility
  • Sikorsky Schweizer 300CBi Training
  • Sikorsky Schweizer 333
  • Sikorsky Schweizer S-434

Military-Helicopters

  • Agusta Westland AW101 Merlin
  • Agusta Westland AW109 LUH
  • Agusta Westland AW129 Mangusta
  • Agusta Westland AW149
  • Agusta Westland Future Lynx
  • Agusta Westland Super Lynx 300
  • AH-1Z Viper
  • Bell ARH-70
  • Bell Boeing V 22 Osprey
  • Boeing AH-64D Apache Longbow
  • Boeing CH-47F Chinook
  • Boeing HH-47 CSAR-X
  • Boeing MH-47G Chinook
  • Denel AH-2 Rooivalk
  • Eurocopter AS 532 AL Cougar
  • Eurocopter AS550 C3 Fennec
  • Eurocopter AS565 Panther
  • Eurocopter AS565 UB
  • Eurocopter Cougar
  • Eurocopter EC 635
  • Eurocopter EC 725 Caracal
  • Eurocopter Fennec
  • Eurocopter Tiger
  • Eurocopter Tiger UHT
  • Eurocopter UH-72A Lakota
  • HAL Dhruv ALH
  • Huey Helicopter
  • Kaman SH-2G Super Seasprite
  • Kamov Ka-27 PV
  • Kamov Ka-31
  • Kamov Ka-50 Hokum
  • Kamov Ka-52 Alligator
  • Kamov Ka-60
  • MD 500 MG Defender
  • MD MH-6M Little Bird
  • MIL Mi-26TP Halo
  • MIL Mi-28N Havoc
  • MIL Mi-35 / 24D
  • MIL Mi-8 Hip
  • NHI NH90 NFH
  • NHI NH90 TTH
  • OH 58D
  • PZL W-3A Sokol
  • Sikorsky CH-53E Super Stallion
  • Sikorsky CH-53K
  • Sikorsky H-92 Superhawk / CH-148 Cyclone
  • Sikorsky HH-3F Pelican
  • Sikorsky MH-53E Sea Dragon
  • Sikorsky MH-60R Seahawk
  • Sikorsky S-70B Seahawk
  • Sikorsky S-70i Black Hawk
  • Sikorsky SH-3 Sea King
  • Sikorsky Uh-60 M Black Hawk
  • UH-1Y Venom

17 November 2014

PENJELASAN TURBO CHARGER

TURBO CHARGER
Turbocharger Cut-away
Turbocharger adalah sebuah kompresor sentrifugal yang mendapat daya dari turbin yang sumber tenaganya berasal dari asap gas buang kendaraan. Biasanya digunakan di mesin pembakaran dalam untuk meningkatkan keluaran tenaga dan efisiensi mesin dengan meningkatkan tekanan udara yang memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang lumayan banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah berat.
Turbocharger ditemukan oleh seorang insinyur Swiss Alfred Büchi. Patennya untuk turbocharger diaplikasikan untuk dipakai tahun 1905.[1] Lokomotif dan kapal bermesin diesel dengan turbocharger mulai terlihat tahun 1920an.
Sebuah kerugian dalam mesin bensin adalah rasio kompresi harus direndahkan (agar tidak melewat tekanan kompresi maksimum dan untuk mencegah knocking mesin) yang menurunkan efisiensi mesin ketika beroperasi pada tenaga rendah. Kerugian ini tidak ada dalam mesin diesel diturbocharge yang dirancang khusus. Namun, untuk operasi pada ketinggian, pendapatan tenaga dari sebuah turbocharger membuat perbedaan yang jauh dengan keluaran tenaga total dari kedua jenis mesin. Faktor terakhir ini membuat mesin pesawat dengan turbocharger sangat menguntungkan; dan merupakan awal pemikiran untuk pengembangan alat ini.
Komponen mesin ini memiliki tiga bagian penting: roda turbin, roda kompressor dan rumah as. Roda turbin yang bersudu-sudu ini berputar memanfaatkan tekanan gas buang keluar, kemudian melalui as terputarnya roda turbin ini berputar pula roda kompressor dengan sudu-sudunya sehingga memompa udara masuk dalam massa yang padat. Mengingat komponen ini sering berputar melebihi 80,000 putaran per menit maka pelumasan yang baik sangat diperlukan.

Turbocharger vs. supercharger

Berbeda dengan turbocharger, supercharger diatur secara mekanis digerakkan oleh mesin.[2] Sabuk, rantai, poros, dan roda gigi adalah metode umum untuk menjalankan supercharger, meletakkan beban mekanis pada mesin. [3][4]Misalnya, pada satu tahap mesin Rolls-Royce Merlin dengan supercharger berkecepatan tunggal, supercharger akan menggunakan tenaga mesin sekitar 150 horsepower (). Namun manfaatnya lebih besar, karena dari tenaga 150 hp (110 kW) untuk mendorong supercharger, mesin akan menghasilkan tambahan 400 tenaga kuda, sehingga keuntungan bersihnya 250 hp (190 kW). Dari sinilah kelemahan utama supercharger terlihat, karena mesin harus menahan daya keluaran bersih dari mesin ditambah tenaga untuk menggerakkan supercharger.
Kelemahan lain dari sebagian supercharger adalah efisiensi adiabatik lebih rendah dibandingkan dengan turbocharger (terutama [[Supercharger model-akar]). Efisiensi adiabatik adalah ukuran kemampuan kompresor untuk memampatkan udara tanpa menambah panas tambahan ke udara tersebut. Proses kompresi selalu menghasilkan panas sebagai produk sampingan dari proses itu; akan tetapi, kompresor yang lebih efisien menghasilkan lebih sedikit panas berlebih. Supercharger model-akar menghasilkan panas berlebih ke dalam udara daripada turbocharger. Dengan demikian, untuk volume dan tekanan udara yang sama, udara turbocharger lebih dingin, dan sebagai hasilnya lebih padat, maka mengandung molekul oksigen lebih banyak, dan akhirnya dihasilkan tenaga potensial lebih besar daripada udara supercharger. Dalam aplikasi praktis perbedaan antara keduanya dapat dramatis, dengan turbocharger sering menghasilkan tenaga 15% sampai 30% lebih tinggi, semata-mata hanya pada perbedaan efisiensi adiabatik.
Sebagai perbandingan, turbocharger tidak menempatkan beban mekanik langsung pada mesin, meskipun turbocharger menempatkan tekanan gas buang kembali pada mesin, meningkatkan kerugian pemompaan. [2] ini lebih efisien, karena menggunakan energi yang terbuang dari gas buang untuk menggerakkan kompresor. Berbeda dengan supercharger, kelemahan utama dari turbocharger adalah apa yang disebut sebagai "lag" atau "waktu spool". Ini adalah waktu antara permintaan untuk peningkatan daya (throttle dibuka) dan turbocharger memberikan peningkatan tekanan intake, sehingga meningkatkan daya.
Throttle lag terjadi karena turbocharger bergantung pada penimbunan tekanan gas buang untuk menggerakkan turbin. Dalam sistem variabel output seperti mesin mobil, tekanan gas buang saat idle, kecepatan mesin rendah, atau throttle rendah biasanya tidak cukup untuk menggerakkan turbin. Hanya ketika mesin mencapai kecepatan yang cukup, bagian turbin mulai spool up, atau berputar cukup cepat untuk menghasilkan tekanan intake di atas tekanan atmosfer.
Kombinasi turbocharger dan supercharger dapat menghilangkan kelemahan dari keduanya.Teknik ini disebut twincharger.                                                                                                                                                                      

PENJELASAN MESIN V8

     Image result for mesin v8                                                                                                                                                                             Mesin V8 adalah sebuah Mesin V dengan delapan silindernya dipasang di bak mesin dengan 2 cabang dan masing-masing cabangnya terdiri dari 4 silinder. Antar cabang ini dipasang membentuk sudut istimewa satu sama lain tapi kadang dipasang dengan sudut lebih lancip. Kedelapan pistonnya menjalankan crankshaft biasa (sama dengan mesin lainnya).
Simpelnya, mesin ini merupakan 2 buah mesin 4 segaris biasa yang menjalankan crankshaft bersama. Karena konfigurasinya yang simpel, mesin ini juga memiliki masalah keseimbangan mesin (engine balance) yang sama dengan mesin 4 segaris, yang dapat menyebabkan getaran pada kapasitas yang lebih besar. Mesin ini bisa menghasilkan tingkat kehalusan lebih baik daripada V6 tapi dengan biaya lebih murah dari V12. Banyak Mobil balap terkenal tetap menggunakan single plane crankshaft karena menghasilkan akselerasi yang baik dan desain sistem pembuangan yang lebih efisien.

Aplikasi

V8 merupakan konfigurasi umum untuk mesin mobil berkapasitas besar. Mesin V8 jarang dimiliki mobil dengan kapasitas kurang dari 3.0L dan dalam penggunaannya, pabrikan otomotif masih menggunakan mesin ini sampai kapasitas 8.2L atau lebih. Kadang, pabrikan mobil juga menawarkan V6 sebagai pengganti V8 sebagai versi terendahnya. Mesin V6 sendiri dibuat dengan membuang 1 silinder dari tiap cabang silinder ini sehingga tetap berkonfigurasi V dan tidak perlu terlalu banyak modifikasi ulang.
V8 merupakan konfigurasi mesin yang paling umum dalam mobil sport, terutama di AS di mana dia dibutuhkan dalam IRL, ChampCar dan Nascar. Formula Satu sendiri mulai untuk menggunakan mesin V8 2.4L mulai tahun 2006 menggantikan mesin sebelumnya, V10 3.0L untuk memangkas biaya pengembangan yang besar dan tenaga mobil.

Sejarah

Tahun 1902, Léon Levavasseur mendapatkan paten untuk mesin V8 besinnya. Ia menamainya 'Antoinette'. Mulai 1904 ia memasang mesin ini di beberapa kapal cepat dan pesawat-pesawat model awal. Pionir penerbangan Alberto Santos-Dumont melihat salah satu kapal ini di Côte d'Azur dan mencoba untuk memakai mesin ini di pesawat 14-bisnya. Waktu itu mesin ini mempunyai tenaga 24 hp/1400 rpm dengan berat hanya 55 kg, tapi keluaran tenaganya sangat kurang. Santos-Dumont memesan versi lain yang lebih besar dan bertenaga dari Levavasseur. Levavasseur mengubahnya dan akhirnya menghasilkan tenaga 50 hp dengan berat 86 kg. Rasio tenaga-berat ini tidak terkalahkan selama 25 tahun.[2]
Konfigurasi mesin V8 mulai populer di Perancis mulai tahun 1904, ketika beberapa perusaaan seperti Renault dan Buchet memperkenalkan mesin ini digunakan di mesin pesawat. Beberapa juga dipakai di mobil tapi jumlahnya sedikit.
Rolls-Royce membuat sebuah mobil bermesin V8 bernama Rolls-Royce V8 dengan kapasitas mesin 3535 cc dari tahun 1905 sampai 1906, tapi hanya 3 mobil yang dibuat dan kemudian mereka mengubahnya menjadi 6 segaris. De Dion-Bouton memperkenalkan mobil bermesin V8 berkapasitas 7773 cc tahun 1910 dan memajangnya di New York tahun 1912. Mesin ini diproduksi dalam jumlah sedikit, tapi telah menginspirasi pabrikan Amerika lainnya untuk mengikutinya.[3]
Mobil massal pertama dengan mesin V8 di Amerika Serikat diperkenalkan oleh Cadillac (divisi General Motors) tahun 1914. Mereka berhasil menjual 13.000 unitmobil bermesin 5429 cc pada tahun pertama produksi. Oldsmobile, divisi lain General Motors, memiliki mesin V8 sendiri berkapasitas 4000 cc tahun 1916. Chevrolet juga memiliki mesin V8 sendiri tahun 1917, tapi setelah bergabung ke General Motors tahun 1918 mereka berhenti membuat mesin V8 untuk berkonsentrasi ke mobil-mobil yang lebih kecil.[4]

Sudut mesin V

Sudut antar cabang silinder yang palig umum digunakan dalam mesin V adalah 90°. Konfigurasi ini membuat pembakaran lebih optimal dan minim getaran. Beberapa konfigurasi Mesin V6 dan Mesin V10 diambil dari desain mesin V8 (sudutnya 90°), tapi mesin ini tetap memerlukan balance shaft untuk mengurangi getaran selama proses pembakaran.
Sudut lainnya yang pernah dipakai adalah 60°, pernah dipakai di Mesin Ford Yamaha V8 yang dipasang di Ford Taurus. Mesin ini didesain untuk mesin transverse untuk mobil penggerak roda depan. Keuntungan lainnya adalah membutuhkan ruang mesin lebih kecil daripada mesin V8 90° sehingga hemat tempat. Tapi, karena sudut ini tidak ideal, mesin ini membutuhkan balance shaft counter-rotating dan crankpin offset split sehingga mesinnya bisa tetap halus.[5] Tahun 2010, GM memperkenalkan mesin V8 baru berkapasitas 4500 cc Duramax diesel dengan sudut 72°.[6] Mesin V8 72° juga sudah digunakan dalam balapan mobil modern.[7]
Sebuah mesin V8 dengan sudut super lancip diciptakan oleh Lancia pada tahun 1922. Mereka menciptakan mesin V8 hanya dengan sudut antar cabang silinder sebesar 14°. Lancia membuat mesin ini berdasarkan desain mesin V4 mereka yang bentuknya hampir menyerupai persegi dilihat dari panjang dan lebarnya. Desain mesin ini sangat kompak dan keluaran tenaganya lebih besar daripada mesin-mesin sejenis di masa itu. [8] Meski akhirnya mengakhiri produksi mesin V8 saat Perang Dunia II, konsep dasar mesin ini digunakan Volkswagen di Mesin VR6 mereka.

V8 dalam penerbangan

V8 dalam truk

Nissan Diesel Resona/big thumb Mitsubishi The great/Super great

V8 dalam truck

Mercedes Benz Actros V8, Scania V8, MAN TGX V8, MAN TGA V8, Mitsubishi Fuso Super Great, IVECO STALIST V8, dsb. Mesin V8 alfonso.

Pranala luar

MESIN TERBAIK

Teknologi Mesin Mobil Terbaik (Part 1)




Inovasi Teknologi Mesin Mobil TerbaikACC NEWSMobil Ford Model T adalah mobil pertama yang benar-benar terjangkau. Mobil tersebut dirilis pada tahun 1908, dikemas dengan mesin empat silinder 2.900 cc dan hanya memiliki 22 tenaga kuda. Tenaga yang dihasilkannya jelas sangat kecil bila dibandingkan dengan mesin yang digunakan mobil-mobil saat ini. Namun tenaga tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan mobil Benz Patent Motorwagen yang dibuat pada tahun 1885. Mobil tersebut hanya memiliki silinder tunggal dengan 2/3 tenaga kuda.

Hal tersebut menyatakan bahwa sejak pertama kali dibuat, mesin mobil mengalami evolusi berkelanjutan. Dan berkat penyempurnaan dari desain dan teknologi secara konstan, mesin-mesin yang ada saat ini semakin bertenaga, efisien dan ramah lingkungan. Seakan tak mengenal batas, para insinyur otomotif terus berusaha dan mencari cara untuk mengembangkan dan menyempurnakannya. Dan berikut ini adalah 10 Inovasi Teknologi Mesin terbaik sepanjang masa :

1. Mesin Empat Langkah
Mesin empat langkah adalah penyempurnaan terawal yang dibuat pada akhir tahun 1800. Mesin yang disebut juga dengan mesin empat tak ini adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi empat langkah piston yang meliputi langkah hisap (pemasukan), kompresi, tenaga dan langkah buang. Semua langkah tersebut terjadi ketika piston bergerak naik dan turun dua kali.

Kelebihan : Lebih hemat bahan bakar dan polusi yang dihasilkan lebih rendah.
Kekurangan : Lebih rumit dan lebih mahal untuk diproduksi.
 
2. Forced Induction
Sistem Forced Induction (induksi paksa) digunakan pada mesin pesawat jauh sebelum akhirnya digunakan juga di mesin mobil pada tahun 1960-an. Sistem tersebut sangat bermanfaat untuk mesin kecil karena dapat menghasilkan tenaga lebih besar tanpa meningkatkan ukurannya.
 
Sebuah mesin membutuhkan tiga hal untuk menghasilkan gerak: bahan bakar, udara, dan pengapian. Memaksakan lebih banyak udara ke dalam mesin akan meningkatkan daya yang dihasilkan oleh piston. Sebuah cara lama yang kini menjadi semakin populer adalah dengan menggunakan induksi paksa, dimana udara dipaksa masuk ke dalam ruang pembakaran dengan tekanan yang lebih tinggi daripada biasanya sehingga menghasilkan kompresi dan tenaga yang lebih besar. Proses ini lebih dikenal dengan mengetahui komponen yang menghasilkannya seperti Turbocharger dan Supercharger.
 
Kelebihan : Tenaga yang lebih besar tanpa meningkatkan ukuran mesin.
Kekurangan : Konsumsi bahan bakar dan turbo lag.
 
3. Fuel Injection
Sejak akhir tahun 1980-an, hampir seluruh mesin dengan karburator digantikan oleh Fuel Injection (injeksi bahan bakar), sebuah sistem yang jauh lebih canggih dan efektif dalam proses pencampuran bahan bakar dan udara, dimana seluruh proses dikontrol oleh komputer pada mesin.
 
Kelebihan : Mesin lebih mudah di-start, lebih responsif, dan konsumsi bahan bakar lebih efisien.
Kekurangan : Lebih rumit dan biaya perbaikan lebih mahal.
 
4. Direct Injection
Direct injection (injeksi langsung) merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari Fuel Injection. Sesuai dengan namanya, Direct Injection memungkinkan Fuel Injection untuk melewati sebuah langkah yang menambah efisiensi mesin dengan menambah tenaga dan lebih menghemat konsumsi bahan bakar.
 
Pada mesin Direct Injection, komputer yang tertanam pada mesin memastikan bahan bakar dibakar tepat saat dibutuhkan, dan mengurangi terbuangnya bahan bakar secara sia-sia. Dalam beberapa hal membuat mesin bertenaga bensin mirip dengan mesin diesel yang selalu menggunakan Direct Injection.
 
Kelebihan : Tenaga yang lebih besar dengan manajemen bahan bakar yang lebih efisien.
Kekurangan : Lebih mahal untuk diproduksi dan teknologinya relatif baru (belum menjadi standard).
 
5. Blok Mesin Aluminium
Selama beberapa tahun terakhir, trend mobil mengarah kepada bobot yang lebih ringan. Produsen mobil terus mencari cara untuk mengurangi berat kendaraan demi menghasilkan performa yang lebih baik dengan konsumi bahan bakar yang lebih hemat. Salah satu cara yang digunakan adalah mengganti mesin berbahan dasar besi dengan aluminium.
 
Namun bukan berarti solusi tersebut tidak membawa permasalahan yang lain. Blok mesin alumunium tidak sekuat blok mesin besi jika dihadapkan pada suhu kerja yang tinggi, dan menimbulkan kekhawatiran akan daya tahan dari blok mesi itu sendiri. Tetapi beberapa permasalahan telah terpecahkan dan bagaimanapun juga blok mesin aluminium akan dapat menjadi standard masa depan.
 
Kelebihan : Bobot ringan yang mengarah pada efisiensi yang lebih baik.
Kekurangan : Dapat melengkung pada suhu tinggi.

SISTEM TRANSMISI

SISTEM TRANSMISI

PENEMU TRANSMISI : LOUIS-RENE PANHARD dan EMILE LEVASSOR

Fungsi : Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin sehingga kendaraan dapat berhenti, meskipun mesin tetap dalam keadaan hidup

SISTEM TRANSMISI DI BEDAKAN MENJADI 2 JENIS YAITU :
1. SISTEM TRANSMISI MANUAL
    1. Slidingmesh Type
    2. Constantemesh Type
    3. Syncromesh Type
    
2. SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
    1. Manumatic Type
    2. Semi Automatic type
    3. Elelctro Hidraulic Type
    4. Dual Clutch Type

URAIAN
1. TRANSMISI MANUAL
 
Transmisi Manual terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
1. Input Shaft
2. Output Shaft
3. Counter Gear
4. Reverse Gear











Sistem Transmisi Manual dikenal juga sebagai transmisi "Gearbox" yang terdiri dari :
1, Transmisi Sekuensial
2, Transmisi Non Sekuensial
3. Transmisi tanpa Sinkronisasi
4. Transmisi dengan Sinkronisasi
4. Transmisi Pre Selektor

JENIS-JENIS TRANSMISI MANUAL
1. SLIDINGMESH TYPE
Jenis ini merupakan dasar pertama kali ditemukannya transmisi, dengan konstruksi yang sangat sederhana. Transmisi jenis ini sudah tidak lagi dikembangkan, walaupun demikian jenis ini masih sering digunakan dan terbatas hanya untuk gear percepatan dan mundur





2. CONTSTANTMESH TYPE
Jenis ini merupakan pengembangan dari jenis slidingmesh type, dimana bentu gear tidak lagi lurus melainkan helical, walaupun demikian saat perpindahan gera masih terjadi kesukaran
Dinamakan constantmesh type karena counter gear selalu berkaitan atau berhubungan dengan gear pada main shaft. sedangkan gear pada main shaft dihubungkan dengan perantara bearing sehingga gear dan main shaft dapat berputar bebas.


 
3. SYNCROMESH TYPE

Transmisi jenis ini mempunyai konstruksi seperti jenis constantmesh. pada jenis ini untuk memindahkan putaran dari main gear ke main shaft digunakan syncromesh, sehingga perpindahan putaran dapat dilakukan dengan mudah pada berbagai kecepatan.







JENIS-JENIS TRANSMISI AUTOMATIC
    1. MANUMATIC TYPE

Transmisi Manumatic berasal dari kata "Manual" dan "Automatic"
Pada transmisi ini pengemudi cukup memilih tanda (+) untuk menaikan rasio perpindahan gigi dan tanda (-) untuk menurunkan rasio perpindahan gigi.
Perpindahan gigi terjadi secara sekuensial











2, SEMI AUTOMATIC TYPE

Pada Transmisi ini menggunakan Sensor Elektrik, Sistem Pneumatik dan Prosesor, serta Actuator untuk mengeksekusi perintah pengemudi saat memindahkan rasio perpindahan gigi transmisi











3. ELEKTRO HIDRAULIC TYPE

Transmisi ini merupakan transmisi buatan Jepang yang dikenal dengan "HondaMatic"
Pada transmisi ini terdapat komponen Pompa Hidraulic, Hidraulic Motor Piston dan jugaPompa Swash Plate yang bekerja menyerupai cara kerja sistem AC jenis Swash Plate







4. DUAL CLUTCH TYPE

Pada transmisi ini terdapat dua buah kopling yang saling terhubung dalam satu poros Infut Shaft.












MEKANISME PEMINDAH GIGI

1. JENIS PENGONTROL REMOTE
    1. COLUMN SHIFT TYPE
Pada jenis ini tuas pemindah terpisah dengan transmisi, tuas pemindah berada di batang kemudi













2. FLOOR SHIFT TYPE
Pada jenis ini posisi tuas pemindah berada tepat di lantai bagian bawah dari kemudi















 2. JENIS PENGONTROL LANGSUNG


Pada jenis ini tuas pemindah gear transmisi berada langsung pada transmisi sehingga proses pemindahan gear transmisi dapat dikontrol dengan baik







KERUSAKAN-KERUSAKAN TRANSMISI
1. GEAR SUKAR DI PINDAHKAN
2. SAMBUNGAN GEAR RUSAK
3. TERDENGAR BUNYI-BUNYI